Teori Organisasi Umum 1 | Kepemimpinan

,
KEPEMIMPINAN
 Perkembangan teori kepemimpinan:

    1. Teori Sifat Kepemimpinan
Dimulai dengan memusatkan pada pemimpin itu sendiri, kepemimpinan berhubungan dengan kualitas individu bukan fungsi situasi teknologi atau masyarakat. Keith Davis membagi empat cirri utama kesuksesan seorang pemimpin:
·         Kecerdasan
·         Kedewasaan social dan hubungan social luas
·         Motivasi diri dan dorongan berprestasi
·         Sikap-sikap hubungan manusiawi

    1. Teori Kelompok
Dikembangkan atas dasar ilmu psikologi social, teori ini berpendapat untuk mencapai tujuan harus ada pertukaran positif antara atasan dan bawahan.

    1. Teori Situasional
Pendekatan kedua teori diatas kurang menyeluruh oleh sebab itu  teori dialihkan pada aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer mengajukan sebuah model dasar situasional dikenal dengan “Contingency model of leadership effectiveness”. Menggambarkan situasi yang menguntungkan dengan tiga dimensi empiric:
·         Hubungan pimpinan anggota
·         Tingkat dan Struktur tugas
·         Posisi kekuasaan

    1. Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa  pengaruh kepemimpinan terutama perilaku terhadap motivasi bawahan, kepuasaan dan pelaksanaan kerja. Empat tipe gaya perilaku pemimpin menurut teori ini:
·         Kepemimpinan Direktif
·         Kepemimpinan Suportif
·         Kepemimpinan Partisipatif
·         Kepemimpinan Orenteasi prestasi

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Ada 3 macam gaya kepemimpinan yang berbeda:
a.      Otokrasi,mempunyai ciri-ciri:
·         Kebijjaksanaan dilakukan oleh pemimpin
·         Teknik dan langkah di dikte oleh atasan
·         Pemimpin biasanya mendikte tugas setiap anggotanya.
·         Pemimpin cenderung menjadi pribaddi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota

b.      Demokratis, mempunyai ciri-ciri:
·         Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.
·         Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan untuk petunjuk-petunjuk teknis pemimpin mengarahkan dua atau alternative prosedur yang dapat dipilih.
·         Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok
·         Pemimpin adalah obyektif atau “fact minded”.

c.       Laissez Faire, mempunyai cirri-ciri:
·         Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pimpinan.
·         Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pimpinan yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya.
·         Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan tugas
·         Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.

William J. Redden adalah seorang professor dan konsultan Canada membagi dua gaya kepemimpinan. Masing-masing adalah:

a.      Gaya-gaya Efektif:
·         Eksekutif
·         Pembangun
·         Otokrat penuh kebajikan
·         Birokrat

b.      Gaya-gaya tidak efektif
·         Kompromis
·         Misioner
·         Otokrat
·         Pelarian

Rensis Likert dengan melibatkan kaum Michigan  membagi empat system atau gaya dasar kepemimpinan organisasional:
a.      Otokrat Eksploratif
Manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengekplorasi bawahan dalam pelaksanaan
b.      Otokrat penuh kebajikan
Manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja tapi bawahan diberi keleluasaan dalam pelaksanaan
c.       Partisipatif
Manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan dari bawahan tapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan.
d.      Demokratik
Manajer memberikan berbagi pengarahan  pada bawahan tapi juga memberikan partisipasi total  dan keputusan dibuat bersama-sama dengan keputusan suara mayoritas.

KOMUNIKASI ORGANISASIONAL

            Beberapa Defini tentang Komnukasi:

            CHESTER I BERNARD:
            Komunikasi adalah Suatu alat dimana orang-orang yang bersangkutan saling berhubungan satu sama lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan            umum.

            KOONTZ O’DONNELL:
            Komunikasi adalah Suatu pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain.
           
            SECARA UMUM:
            Komunikasi adalah Usaha mendorong orang lain menginterprestasikan             pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempinyai pendapat      tersebut.

            TIGA UNSUR KOMUNIKASI:
a.      Pengirim berita (Komunikator/Sender)
b.      Penerima berita (Komunikan/Receiver)
c.       Berita atau Informasi

SYARAT KOMUNIKASI:
Jelas, Tepat, Sasaran Sesuai


I)                  MACAM-MACAM KOMUNIKASI
a.      One Way Traffic: Komunikasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang yang mengirim berita tidak bermaksud menerima umpan balik (respon) dari orang yang menerima secara langsung. Contoh: Perintah atasan ke bawahan.
b.      Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua belah pihak sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan, komunikator dan komunikan sama-sama aktif merespon, berinteraksi dan bereaksi. Contoh: Hubungan antara sesama teman atau karyawan dalam tingkatan struktur yang sama.

Menurut J.E. WALTERS kita dapat mencari  jumlah arus tata hubungan yang terjadi kalau penambahan orang terus terjadi. Contoh:


Rumus J.E. WALTERS dalam mencari jumlah arus adalah:

R = Relasi
N = Jumlah orang dalam organisasi atau anggota organisasi.
Dari data diatas   R = 4 (4-1)
                              R = 12
Sedangkan  untuk mencari Saluran Komunikasi:

Jumlah      SK = 4 (4-1)/2
                  SK = 12/2
                        = 6 Saluran.

II)                CARA-CARA KOMUNIKASI
a.      Komunikasi Langsung:
Komunikasi yang dilakukan dalam penyampaian berita, laporan maupun perintah antara si pengirim berita (komunikator) kepada sipenerima berita (komunikan) dilakukan secara langsung, respon atau umpan balik diterima pada saat itu juga.
b.     Komukasi Tidak Langsung:
      Penyampaian berita tidak dilakukan secara langsung  hanya melalui orang lain ataupun       secara tertulis, sehungga umpan balik menjadi tertunda.
c.       Komunikasi Formal: Komunikasi yang dilakukan antara sesama anggota organisasi             disesuaikan dengan urutan atau tingkatan dalam struktur organisasi. Kalau disampaikan dari atasan ke bawahan biasanya dalam bentuk perintah dan apabila dari bawahan ke atasan bisanya berbentuk laporan.
d.      Komunikasi Informal:
      Aliran komunikasi yang terjadi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi disebut               dengan “the grapevine” biasanya disebarkan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut       ke mulut.

SALURAN KOMUNIKASI FORMAL:
a.      Aliran Vertkal
            Aliran ini mencakup seluruh transasksi yang meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi.
            Aliran Komunikasi Vertikal ke bawah dapat berbentuk:
§   Rantai perintah
§   Desas-desus
§   Serikat pekerja
§   Plakat dan papan nama
§   Majalah perusahaan
§   Surat pada karyawan
§   Buku petunjuk karyawan
§   Kontak informasi
§   Sistem pengeras suara
§   Kertas terima gaji
§   Laporan tahunan
§   Peretemuan kelompok

Gerakan informasi ke atas melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Secara lebih rinci Aliran komunikasi vertikal ke atas dapat berbentuk:
§   Kontak tatap muka
§   Pertemuan kelompok
§   Daftar pertanyaan kerja
§   Surat usulan
§   Pemberian saran
§   Wawancara
§   Mata-mata karyawan
§   Serikat pekerja
§   Desas-desus
§   Kebijakan pintu terbuka

b.      Aliran Horisontal (Lateral)
            Komunikasi ini mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi yaitu komunikasi antara bagian kelompok kerja yang sama tingkatan atau kelompok yang mempunyai kedudukan status yang sederajat.

c.       Aliran Diagonal
            Aliran ini mencakup seluruh transmisi antara aliran vertikal dan horisontal contohnya adalah bagaimana terjadi interaksi antara manajer dengan para anggota staff dan unit-unit pelayanannya.

III)           FASE, TUJUAN DAN HAMBATAN KOMUNIKASI
                  Perkembangan komunikasi terbagi dalam 2 tahap:
a.      Fase Ekstensif:
      Fase dimana terjadi perkembangan cepat informasi secara kuantitatif.
b.     Fase Intensif
      Perkembangan cepat secara kualitatif. Dalam perkembangan ini sering             kali saluran komunikasi tidak dapat menampung kebutuhan informasi             sehingga akan mengakibatkan :
§   Pemimpin menghadapi beban kelebihan informasi
§   Kesulitan penyimpanan serta pengambilan informasi dari tempat penyimpanan semula
§   Gangguan dalam proses umpan balik
§   Gangguan dalam waktu pelepasan informasi
§   Pemanfaatan tak efektif jaringan komunikasi yang ada

Tujuan Komunikasi
Menurut James. G. March dan Herbert A. Simon tujuan komunikasi digolongkan dalam:
a.      Kegiatan untuk kegiatan komunikasi tidak terprogram
b.      Komunikasi memulai dan penciptaan program
c.       Komunikasi pemberian data penerapan strategi
d.      Komunikasi untuk menimbulkan program
e.       Komunikasi tentang hasil kegiatan

Hambatan Komunikasi
Bentuk-bentuk hambatan komunikasi diklasifikasikan menjadi 4 macam, hambatan tersebut adalah:

a.      Hambatan dalam diri pribadi
Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi:
             a. Persepsi Selektif)
             b. Perbedaan dalam individu & ketrampilan komunikasi).

b.     Hambatan antar pribadi
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
             a. Iklim)
             b. Kepercayaan)
             c. Kredibilitas)
             d. Kesamaan pengirim penerima

c.       Hambatan Organisasional
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
             a. Status)
             b. Transmisi Hirarki)
         Berikut adalah cara merubah transmisi hirarkis:
·       Penyingkatan (codensation) :
             Penelitian menunjukkan bahwa para penerus berita sering atau cinderung mengubah                isi berita  dengan menyampaikan hanya pokok-pokok berita (tidak secara terperinci                  seperti yang mereka trima).
·    Closure:
             Para penerima berita yang mendua (membingungkan) cenderung melengkapi atau                    menutup kekurangan informasi.
·     Pengharapan (expectation):
             Kenyataan yang membuktikan penerus informasi sering membelokkan komunikasi                  kearah yang mereka inginkan.
·      Asosiasi:
        Menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lain  pada kejadian yang sudah-                      sudah.
             c. Ukuran kelompok)
             d. Kendala-kendala ruangan)

d.     Hambatan Organisasional
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
             a. Bahasa dan pengertian)
             b. Isyarat Non Verbal)
             c. Efektifitas Saluran)
             d. Kebanjiran Informasi)
Berikut adalah cara metode untuk menangani kelebihan informasi (kebanjiran informasi):
·         Penyaringan (Filtering) :
               Setiap informasi yang masuk disaring sesuai dengan tipe informasi tertentu yang                      relevan dengan keadaan.
·         Pengantrian (Queuing):
               Pemrosesan berita –berita atas prioritas-prioritas dimana berita yang berprioritas                      rendah akan dijadwalkan ulang.
·         Penetapan saluran ganda:
              Yaitu penambahan saluran-saluran masukan dan keluaran seperti penambahan                            saluran staf khusus atau paralel bila wewenang didesentralisasikan.
                          
Teknik Peningkatan Efektifitas Saluran Komunikasi
Teknik-teknik yang dikembangkan untuk mengimplementasikan perbaikan-perbaikan saluran komunikasi adalah sebagai berikut:
a.    Penetapan saluran-saluran pribadi
b.    Penetapan dewan khusus
c.    Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan tahunan karyawan
d.    Pembentukan tim-tim tugas
e.    Pembentukan tim-tim manajemen









Read more →

Teori Organisasi Umum 1 | Macam-Macam, Skema & Dinamika Organisasi

,
MACAM-MACAM ORGANISASI & SKEMA ORGANISASI

Berdasarkan proses pembentukanya:
  • Organisasi Formal
          Organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu diatur dengan                         ketentuan-ketentuan formal baik dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga,                     kegiatan atau hubungan yang terjadi adalah hubungan jabatan sebagaimana diatur dalam                     ketentuan tertulis

  • Organisasi Informal
          Terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuan tidak jelas, anggaran dasar serta anggaran rumah             tangga tidak ada, hubungan terjalin secara pribadi

Berdasarkan Kaitan Hubungan dengan Pemerintah:
·   Organisasi Resmi, Organisasi yang di bentuk dengan pemerintah dan atau harus terdaftar dalam lembaran Negara.
·    Organisasi Tidak Resmi, Organisasi yang tidak ada hubunganya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar dalam lembaran Negara

Berdasarkan Skalanya:
  1. Organisasi besar
  2. Organisasi sedang
  3. Organisasi kecil

Berdasarkan tujuannya:
·       Organisasi Sosial, Organisasi yang tujuan utamanya memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa memperhitungkan untung rugi
·  Organisasi Perusahaan, Organisasi yang didirikan dengan tujuan komersil atau mencari keuntungan

Berdasarkan bagan organisasi:
  1. Segitiga Vertikal
  2. Segitiga Horosontal
  3. Kerucut Vertikal Horisontal
  4. Lingkaran
  5. Setengah lingkaran
  6. Oval

Berdasarkan Tipe atau bentuknya:
Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:

a.                       ORGANISASI LINI (LINE ORGANIZATION)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga

Ciri-ciri:
·   Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
·         Jumlah karyawan sedikit
·         Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
·         Belum terdapat spesialisasi
·         Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan


b.           ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORG)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan:

Ciri-ciri:
·         Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
·         Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
·         Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
·         Jumlah karyawan banyak
·         Organisasi besar, bersifat komplek
·         Adanya spesialisasi


c.           ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORG)
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.

Ciri-ciri:
·         Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
·         Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
·         Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
·         Target-target jelas dan pasti
·         Pengawasan ketat
·         Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi


d.           ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL  (LINE & FUNCTIONAL ORG)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya  dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional  yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.

Ciri-ciri:
·   Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
·         Terdapat spesialisasi yang maksimal
·         Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja

e.           ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORG)
Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan fungsional.

Ciri-ciri:
§  Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
§  Jumlah karyawan banyak.
§  Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
o      Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
o      Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)
o      Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

f.            ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORG)
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.

Ciri-ciri:
·         Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
·         Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
·         Asas musyawarah sangat ditonjolkan
·         Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana
·         Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.


SKEMA ORGANISASI
Skema atau bagan organisasi adalah suatu lukisan yang dimaksudkan untuk menggambarkan susunan organisasi baik mengenai fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang kendalinya.

Macam-macam Skema Organisasi:
·         Berdasarkan teknik atau cara membuatnya:
o   Skema organisasi Tegak Lurus dari atas kebawah
o   Skema organisasi Mendatar dari kiri kekanan
o   Skema organisasi gabungan Tegak Lurus dan Mendatar
o   Skema Organisasi Lingkaran
o   Skema Organisasi Gambar

·         Berdasarkan isi atau fungsi didalamnya:
  • Skema Organisasi Fungsional: Menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas  dalam hubungannya dengan fungsi-funsi yang lain.
  • Skema Organisasi Jabatan: Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.
  • Skema Organisasi Nama: Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.
  • Skema Organisasi Nama dan Jabatan: Menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.
  • Skema Organisasi Struktur: Menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut.

DINAMIKA ORGANISASI

1.  ORGANISASI FORMAL vs ORGANISASI INFORMAL
Menurut Argyris Perbedaan karekteristik dari Organisasi tersebut adalah:
FORMAL
INFORMAL
Hubungan antara atasan & bawahan ditentukan peraturan
Hubunngan antara atasan dan bawahan berdasar kebutuhan masing-masing
Pemimpin ditetapkan
Pemimpin dipilih berdasarkan kesepakatan
Pengendalian perilaku melalui pemberian balas jasa dan hukuman
Pengendalian melaui pemenuhan kebutuhan
Bawahan sangat tergantung pada atasan
Kurang tergantung pada pimpinan

2.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Manusia melakukan kegiatan dan bereaksi terhadap kegiatan orang lain dalam organisasi baik dari pimpinan atau sesame anggota, ini menyebabkan timbulnya bermacam-macam dinamika perilaku dalam organisasi.
Sebagai Wadah, dapat dikatakan bahwa organisasi bersifat memberikan adanya suatu kepastian dan ketentuan tentang pelaksanaan hubungan kerja antara manusia.
Sebagai Proses, dapat dikatakan organisasi bersifat dinamis sebab itulah  ia hidup, selalu bergerak, berkembang dan berubah-ubah. Adanya sifat dinamis ini dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:

a.   FAKTOR INTERN (DALAM)
·         Tujuan
·         Manusia-manusia
·         Tata hubungan

b.   FAKTOR EKTERN (LUAR)

a.   NON FISIK
Bersifat Konstitusional-politis
     Contoh: UUD, Tap MPR, KEPRES, SISTEM PEMERINTAHAN
Bersifat Sosial-politis
Contoh: Partisipasi masyarakat, Parpol, Susunan hidup masyarakat, Peranan kelompok.
                        Bersifat Sosial-ekonomi
Contoh: Kondisi hidup penduduk, Sumber penghasilan, umlah penduduk, Lapangan kerja.
     Bersifat Sosial-religius
Contoh: Pengaruh Agama, Hubungan pemeluk agama, Organisasi keagamaan.
      Bersifat Sosial-kultur
Contoh: Tingkat kecerdasan berpikir.
      Bersifat Teknik-teknologis
Contoh: Penemuan teknologi

b.   BERSIFAT FISIK
Misalnya: Faktor letak, Keadaan Alam, Daerah, Sumber-sumber Alamiah, Keadaan Iklim dan Cuaca.

3.  DINAMIKA KONFLIK
Pada hakekatnya konflik adalah pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingan satu sama lain dalam organisasi, timbulnya konflik atau pertentangan diakibatkan komunikasi dan informasi  dalam organisasi  tidak menemui  sasarannya.

JENIS-JENIS KONFLIK BERDASAR PERANAN:
§  Konflik Peranan (Person Role Conflict)
§  Konflik antar Peranan (Inter-role Conflict)
§  Timbul akibat satu orang menjabat dua atau lebih fungs yang bertentangan
§  Konflik Pemenuhan harapan (Intersender Conflict)
§  Memenuhi harapan dari beberapa orang
§  Konflik akibat informasi tidak sesuai (Intrasender Conflict)

JENIS KONFLIK MENURUT PIHAK YANG BERTENTANGAN:      
·         Konflik dalam diri sendiri
·         Konflik antar individu
·         Konflik antar individu denngan kelompok
·         Konflik antar kelompok dengan organisasi
·         Konflik antar organisasi

SUMBER UTAMA KONFLIK:
  1. Kebutuhan membagi sumberdaya terbatas
  2. Perbedaan tujuan
  3. Saling tergantungnya kegiatan kerja
  4. Perbedaan nilai atau persepsi
  5. Kemenduaan organisasional
  6. Gaya Individual
EMPAT PENYEBAB KONFLIK:
  1. Tujuan tidak sesuai dengan harapan
  2. Peralatan  atau alokasi sumberdaya yang tidak sesuai
  3. Masalah yang tidak jelas
  4. Perbedaan persepsi
EMPAT BIDANG STRUKTUR YANG SERING KONFLIK:
  1. Konflik Hirarkis (antar berbagi tingkatan organisasi)
  2. Konflik Fungsional (antar berbagai departemen)
  3. Konflik Lini-Staff
  4. Konflik Formal-Informal


4.  TEORI MOTIVASI
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi internal dan motivasi ekternal.

Motivasi yang muncul atas kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal.

Motivasi internal:
    1. Motivasi Fisiologi
Merupakan Motivasi alamiah contohnya: Lapar & Haus
    1. Motivasi Psikologis
Motivasi Kasih Sayang (Affectional motivation)
(menciptakan kehangatan,  keharmonisan)
Mempertahankan diri (Ego-defensive motivation)
          (melindungi kepribadian, mendapatkan kebanggaan)
Memperkuat diri (Ego-bolstering motivation)
          (mengembangkan kepribadian, berprestasi)

          Motivasi ekternal  menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada didalam individu  yang dipengaruhi oleh factor-faktor intern, pada teori ekternal tidak mengabaikan motivasi internal akan tetapi mengembangkannya. Teori Motivasi ekternal dijelaskan dengan Teori X dan Teori Y yang ditemukan Mc. Gregor. Inti dari Teori tersebut adalah:
“Teori Tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan oleh teori X yang menganggap rata-rata pekerja malas, tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, dihukum jika perlu, diarahkan demi mencapai tujuan tetapi pada kenyataanya teori X tidak mampu menjawab seluruh fakta yang terjadi dalam organisasi oleh sebab itu dimunculkan teori Y untuk menjawabnya, teori ini beranggapan Usaha fisik atau mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, rata-rata mereka bersedia belajar dalam kondisi yang memungkinkan dengan tanggung jawab, ada kecerdikan, kreatifitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah, hukuman bukan salah satu jalan untuk mencapai tujuan, organisasi seharusnya memberikan kesempatan untuk mereka dalam berprestasi.

Tahun 1943 terjadi pengembangan teori motivasi yang dikenal dengan “Hirarki Kebutuhan Maslow” yang dikemukakan Abraham Maslow. Lima tingkatan keinginan dan kebutuhan menurutnya adalah:

 

  1. Fisiologi: Lapar, haus, perumahan dll
  2. Keamanan: Keselamatan, perlindungan dll
  3. Sosial: Rasa cinta, kekeluargaan, persahabatan, kasih saying
  4. Penghargaan: Status, kedudukan, kehormatan
  5. Aktualisasi diri: Pemenuhan diri, pengembangan diri, kreatifitas, ekpresi diri.

5.  KEPEMIMPINAN
Perkembangan teori kepemimpinan:

a.   Teori Sifat Kepemimpinan
Dimulai dengan memusatkan pada pemimpin itu sendiri, kepemimpinan berhubungan dengan kualitas individu bukan fungsi situasi teknologi atau masyarakat. Keith Davis membagi empat ciri utama kesuksesan seorang pemimpin:
·         Kecerdasan
·         Kedewasaan social dan hubungan social luas
·         Motivasi diri dan dorongan berprestasi
·         Sikap-sikap hubungan manusiawi

b.   Teori Kelompok
Dikembangkan atas dasar ilmu psikologi social, teori ini berpendapat untuk mencapai tujuan harus ada pertukaran positif antara atasan dan bawahan.

c.    Teori Situasional
Pendekatan kedua teori diatas kurang menyeluruh oleh sebab itu  teori dialihkan pada aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer mengajukan sebuah model dasar situasional dikenal dengan “Contingency model of leadership effectiveness”. Menggambarkan situasi yang menguntungkan dengan tiga dimensi empiric:
·         Hubungan pimpinan anggota
·         Tingkat dan Struktur tugas
·         Posisi kekuasaan

d.   Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa  pengaruh kepemimpinan terutama perilaku terhadap motivasi bawahan, kepuasaan dan pelaksanaan kerja. Empat tipe gaya perilaku pemimpin menurut teori ini:
·         Kepemimpinan Direktif
·         Kepemimpinan Suportif
·         Kepemimpinan Partisipatif
·         Kepemimpinan Orenteasi prestasi

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Ada 3 macam gaya kepemimpinan yang berbeda:

a.   Otokrasi,mempunyai ciri-ciri:
·         Kebijjaksanaan dilakukan oleh pemimpin
·         Teknik dan langkah di dikte oleh atasan
·         Pemimpin biasanya mendikte tugas setiap anggotanya.
·         Pemimpin cenderung menjadi pribaddi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota

b.   Demokratis, mempunyai ciri-ciri:
·         Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.
·         Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan untuk petunjuk-petunjuk teknis pemimpin mengarahkan dua atau alternative prosedur yang dapat dipilih.
·         Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok
·         Pemimpin adalah obyektif atau “fact minded”.

c.    Laissez Faire, mempunyai cirri-ciri:
·    Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pimpinan.
·  Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pimpinan yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya.
·     Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan tugas
· Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.

William J. Redden adalah seorang professor dan konsultan Canada membagi dua gaya kepemimpinan. Masing-masing adalah:

a.   Gaya-gaya Efektif:
·         Eksekutif
·         Pembangun
·         Otokrat penuh kebajikan
·         Birokrat

b.   Gaya-gaya tidak efektif
·         Kompromis
·         Misioner
·         Otokrat
·         Pelarian

Rensis Likert dengan melibatkan kaum Michigan  membagi empat system atau gaya dasar kepemimpinan organisasional:
a.   Otokrat Eksploratif
Manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengekplorasi bawahan dalam pelaksanaan
b.   Otokrat penuh kebajikan
Manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja tapi bawahan diberi keleluasaan dalam pelaksanaan
c.    Partisipatif
Manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan dari bawahan tapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan.
d.   Demokratik
Manajer memberikan berbagi pengarahan  pada bawahan tapi juga memberikan partisipasi total  dan keputusan dibuat bersama-sama dengan keputusan suara mayoritas.







Read more →